Din Minimi Dikejar Karma
INFOSEURAMO - ENTAH apa mimpi Din Minimi malam itu, keesokan hari, sebuah bogem mentah mendarat telak di wajah dan tubuhnya. Pelakunya adalah Ridwan Usman alias Nawan. Pria ini disandera dan dilepas oleh Din Minimi dan komplotannya setelah membayar Rp 50 juta. Meski tak parah, tetap saja membuat malu.
Uang ini pula yang diminta Nawan sebelum menghajar Din Minimi. Permintaan Din Minimi untuk tidak mengungkit-ungkit lagi kejadian itu, tak digubris Nawan. Baik Din Minimi dan Nawar sama-sama melaporkan hal ini kepada polisi.
Sepanjang masa perlawanan di pengasingan--ini disebut Din Minimi sebagai bentuk perlawanan terhadap kesewenang-wenangan pemerintah kepada rakyat Aceh--Din Minimi dan kelompoknya melakukan segala cara untuk bertahan di hutan. Salah satu yang lazim dilakukan adalah menculik.
Selain Nawar, korban penculikan Din Minimi lainnya adalah Muhammad Tadar (28) dan dua rekannya. Korban lain adalah sepasang suami istri. Kejadian itu berlangsung pada pertengahan November tahun lalu. Din Minimi cs, meminta tebusan Rp 500 juta agar keduanya dibebaskan.
Roda berputar cepat. Dan kini balik mengejar Din Minimi. Nawan adalah yang pertama membalas dendam. Tidak menutup kemungkinan bekas sandera lain akan melakukan hal yang sama. Menuntut balik kejadian buruk yang pernah menimpa mereka.
Kini kondisi Din Minimi tak lagi berada di atas angin. Ini adalah konsekuensi dari pilihannya. Karena itu, Pemerintah Pusat harus segera menyikapi hal ini dan memutus karma. Kejadian seperti yang dialami Din Minimi tidak hanya membahayakan nyawanya, ini juga membahayakan nyawa orang-orang yang dulu menjadi korban “perjuangan” Din Minimi.
Janji amnesti jangan sekadar menjadi lips service. Dan kelak, jika Din Mimini mendapatkan amnesti, pemerintah juga harus mendata korban-korban Din Minimi dan komplotannya serta memberikan ganti rugi kepada mereka.
Ini adalah rekonsiliasi yang harus dibayar sebagai bentuk keseriusan langkah politik Pemerintah Pusat, melalui Badan Intelijen Negara, dalam menghentikan aksi kelompok bersenjata di Aceh. Rantai setan kekerasan ini harus diputus.
Sumber : ajnn.net
0 comments:
Post a Comment